Sunday, 06 Oct 2024
  • Selamat Datang di Website SMK Negeri 12 Bandung

Kompetensi Interpersonal Pada Masa Remaja

Kompetensi interpersonal memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Dan ketika seseorang memiliki kompetensi interpersonal, maka hal tersebut dapat membantu individu untuk dapat berhubungan secara baik dengan dirinya sendiri dan orang lain yang bermuara pada pemenuhan kebutuhan dalam interaksi dengan sesama individu.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Buhrmester et al. (1988, hlm.93) membuktikan bahwa kompetensi interpersonal pada remaja berperan penting dalam keberhasilan seorang remaja dalam menjalani kehidupan sosialnya di masa dewasa. Hal tersebut dikarenakan dalam berlangsungya hubungan interpersonal dapat membantu remaja untuk mencapai popularitas dalam kelompok teman sebaya dan keberhasilan atau kesuksesan remaja dalam berhubungan dengan teman sebaya, selain itu juga membuat interaksi dengan orang lain menyenangkan dan penuh pengalaman yang nyaman.

Dapat dikatakan ketika individu pada masa remaja menguasai kompetensi interpersonal yang merupakan kemampuan untuk dapat berhubungan baik dengan setiap orang di lingkungannya, maka akan memberikan dampak yang positif terhadap hubungan yang mungkin akan terjadi di masa dewasanya.

Remaja sebagai individu merupakan makhluk sosial, tentunya setiap makhluk sosial akan selalu memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, dalam kehidupan dan kesehariannya remaja melakukan berbagai macam interaksi sosial seperti interaksi antarpribadi, pribadi dengan kelompok, dan antarkelompok sehingga membutuhkan suatu kompetensi interpersonal. Dengan adanya kompetensi interpersonal akan memudahkan remaja untuk dapat menyesuaikan diri, bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya.

Remaja sebagai individu yang dituntut untuk dapat hidup berdampingan dengan lingkungan sosialnya. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan Havighurst (Hurlock, 1995, hlm.10) yang mengemukakan bahwa dalam perkembangannya remaja memiliki tugas perkembangan yang menitikberatkan kepada hubungan sosial yakni mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita; mengharapkan atau mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, serta memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

Semua remaja diharapkan dapat memiliki hubungan sosial yang sangat baik dengan lingkungannya, namun pada kenyataanya masih terdapatnya remaja yang memiliki kesulitan dalam menjalani hubungan sosialnya. Hal tersebut dapat dilihat dengan didapatkannya beberapa data hasil penelitian yang mengindikasikan kurangnya kompetensi interpersonal.

Berdasarkan Departemen Kesehatan RI terhadap siswa 18 provinsi, terdapat satu dari enam siswa yang mengalami tindak kekerasan di sekolah, pelaku melakukan tindak kekerasan dengan cara melukai, memberikan ancaman, menciptakan teror dan menunjukan sikap permusuhan sehingga menyebabkan dampak pada korban seperti stress (76%), hilang konsentrasi (71%), gangguan tidur (71%), paranoid (60%), sakit kepala (55%), dan obsesi (52%). Tindak kekerasan juga berdampak pada perilaku yaitu mereka merasa menjadi jagoan sehingga senang berkelahi (54%), berbohong (87%), serta tidak memperdulikan peraturan sekolah (33%) (Pikiran Rakyat Desember 2020).

Terjadinya fenomena yang menunjukan kurangnya kompetensi interpersonal di kalangan remaja seperti munculnya fenomena siswa yang terisolir, perkelahian antar remaja, geng-gengan, fanatisme dalam berkelompok menjadikan remaja pilih-pilih untuk berteman yang biasanya remaja akan menentukan standar seseorang untuk dijadikan teman. Fenomena-fenomena tersebut menunjukan kurangnya kompetensi interpersonal yang disebabkan belum mampunya remaja dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya secara tepat.

Kompetensi interpersonal berperan penting terhadap kehidupan sosial peserta didik pada usia remaja. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang berpotensi untuk membantu remaja dalam mencapai penguasan kompetensi interpersonal.

Dalam rangka untuk membantu meningkatkan kompetensi interpersonal peserta didik, dapat dilakukan melalui layanan bimbingan dan konseling, diperlukannya layanan bimbingan dan konseling sebagai upaya untuk membantu perekembangan segala aspek pada peserta didik seperti intelektual, moral, sosial, kognitif dan emosional menjadi optimal. Layanan bimbingan dan konseling merupakan usaha membantu peserta didik untuk dapat memahami dirinya yaitu potensi dan kelemahan-kelemahan diri, sebab jika peserta didik dapat memahami kelebihan dan kelemahannya dirinya maka peserta didik akan memiliki kemampuan untuk mengarahkan dirinya kearah realisasi diri yang mempertimbangkan kenyataan sosial dan lingkungan lainnya.

Ditulis oleh:

Tenty Nurul Hidayah (Guru BK SMK Negeri 12 Bandung)

Author

Berita Terbaru

0 Komentar

KELUAR